KUNJUNGAN KERJA KADIS DKP KEPRI KE BALAI RISET DAN SDM KP GONDOL
Potensi
sektor perikanan budidaya di Provinsi Kepulauan Riau sangat menjanjikan.
Sentra-sentra pengembangan sektor Kelautan dan Perikanan sejauh ini mampu memberikan kontribusi yang
cukup signifikan dalam mendorong dan menggerakkan ekonomi kerakyatan khususnya
bagi masyarakat setempat sebagai penggerak potensi tersebut.
Potensi
pengembangan budidaya laut seperti kerapu, kakap putih dan bawal bintang sangat
menjanjikan prospeknya di Kepulauan Riau mengingat garis pantai kita yang
sangat panjang. Untuk mengembangkan perikanan budidaya laut di Provinsi
Kepulauan Riau tentu saja dibutuhkan beberapa usaha untuk mewujudkannya, salah
satunya adalah penyediaan benih ikan laut yang mandiri tanpa harus tergantung
dari daerah lain, apalagi tergantung dari negara lain. Dengan produksi benih
sendiri akan memberikan banyak keuntungan bagi pengembangan industri budidaya
laut, antara lain berkembangnya industri pembenihan dan pendederan ikan laut,
berkembangnya industri pakan ikan dan pengolahan ikan laut disektor hilir. Oleh karena itu untuk pemenuhan kebutuhan benih dalam meningkatkan
produksi perikanan budidaya maka dilakukan kunjungan kerja terkait pengembangan
perikanan budidaya ke Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan.
Badan Riset
dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan di Gondol Provinsi Bali merupakan
suatu instansi dibawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI yang
mempunyai tugas riset dan teknologi serta pembinaan perikanan berkelanjutan
khususnya jenis ikan laut seperti kerapu, kakap putih, udang, lobster, abalon,
timun laut dan masih banyak jenis spesies lainnya. Saat ini ada sekitar 600
Hatchery baik individu ataupun kelompok yang berada dalam pengawasan dan
pembinaan Badan Riset dan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan.
Dengan
keberhasilan dan teknologi yang mereka miliki diharapkan Badan Riset dan
Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan bisa memberikan kontribusi pada Balai
Benih Ikan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Kunjungan ini berinisiasi untuk
kedepannya bisa melakukan kerjasama di bidang pengembangan kerapu di Kepri
sehingga masyarakat mudah mendapatkan benih ukuran tebar di Kepri tanpa harus
mendatangkan benih dari luar Kepri.
Tahun 2022
melalui program pengembangan perikanan budidaya, diharapkan DKP Provinsi Kepri
dalam hal ini UPTD Balai Benih Ikan mampu memproduksi ikan kerapu dari telur
hingga pendederan secara mandiri sehingga ketergantungan benih untuk di
pengembangan Hatchery Scala Rumah Tangga yang tersebar di beberapa wilayah di Kepri bisa dioptimalkan sehingga ekonomi di
sektor pembenihan berjalan secara kontiniu dengan harga yang jauh terjangkau
oleh para pembudidaya.
Kesinambungan
hulu hilir dalam pengembangan perikanan budidaya / mariculture perlu sebuah
sinkronisasi kebijakan yang tepat mulai dari ketersediaan benih, penyediaan
pakan, penyediaan sarana dan prasarana serta pengolahan perikanan yang bernilai
ekonomi tinggi. Seperti misalnya produk fillet, pengolahan bakso, pengolahan
kerupuk, otak-otak atau olahan ikan lainnya melingkupi pasar domestik dan luar
negeri.
Ketersediaan
bahan baku perikanan akan tinggi kebutuhannya apabila aspek hilir bisa memanfaatkan
pengolahan produk perikanan menjadi value yang tinggi dimasyarakat.
Dalam
kunjungan tersebut Kadis dan Tim melakukan kunjungan kerja ke tempat Hatchery
pembenihan milik masyarakat yang sudah mandiri, KJA pembesaran kapasitas 20.000
ekor / siklus serta ke Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Denpasar Bali berskala
ekspor. Jenis ikan yang di ekspor beragam mulai dari hasil tangkapan berupa
ikan karang dan juga ikan kerapu, kakap putih hasil budidaya perikanan yang di
ekspor ke Australia, Jepang, Amerika dan China.
Kedepannya Pemerintah khususnya DKP Provinsi Kepri akan terus
berupaya untuk mendorong potensi ekonomi di masyarakat melalui kegiatan
perikanan budidaya yang berfokus kepada produksi varian komoditas unggul
melalui pembentukan klaster yang terintegrasi dari hulu ke hilir dengan
memaksimalkan angka produksi sehingga dapat berjalan efisien dan memberikan
keuntungan yang maksimal dalam pengembangan sistem bisnis terintegrasi di
sentra produksi.